Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan dan Perkembangan senantiasa berjalan
sejajar dan berdampingan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses
bertambahnya ukuran seperti panjang, lebar, volume dan massa,Bersifat kuantitatif,Irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi akibat kegiatan sel-sel pada jaringan meristem yang selalu membelah.
bertambahnya ukuran seperti panjang, lebar, volume dan massa,Bersifat kuantitatif,Irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi akibat kegiatan sel-sel pada jaringan meristem yang selalu membelah.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses menuju
kedewasaan (menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur dan lebih
kompleks), Bersifat kualitatif, Reversibel (dapat kembali ke keadaan semula)
dan Tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dinyatakan dengan perubahan
bentuk dan tingkat kedewasaan.
Daun berasal dari primordium daun yang terdapat pada
meristem puncak yang terdapat pada ujung batang. Perkembangan primordium daun
sampai menjadi daun melalaui beberapa tahap yaitu:
1) Inisiasi : Kegiatan pembelahan
sel yang paling awal terjadi pada meristem apikal berdasarkan teori
meristem yang dikembangkan oleh Schmith, yang dikenal dengan teori
Tunica-corpusnya, maka pada meristem apikal terdapat dua lapisan meristem yaitu
lapisan Tunika yang terdiri beberapa lapis sel dan terletak pada bagian tepi
dari meristem apikal. Sedangkan beberapa jenis sel yang berada di sebelah
dalamnya disebut dengan corpus. Pembelahan pertama terjadi pada daerah tunika
dan beberapa lapis daerah korpus. Pada daerah tersebut sel selnya memebelah
secara periklinal,sehingga akan menghasilkan massa sel yang menonjol kearah
luar. Dengan demikian terbentuklah penyangga daun seperti yang tampak
pada (gambar 1.1a)
2) Pembentukan penyangga daun :
sebagai akibat adanya pembelahan secara periklinal pada daerah tunika dan
korpus dan dilanjutkan dengan pembentangan sel, maka terbentuklah tonjolan
kearah luar yang selanjutnya disebut sebagai penyangga daun. Penyangga daun ini
akan tumbuh dan memanjang membentuk sumbu daun. Pemanjanagn penyangga daun
sebagai akibat adanya kegiatan meristem yang terdapat pada puncak penyangga
daun itu sendiri (gambar 1.1b). dengan demikian meristem yang terlibat dalam
perkembangan daun adalah meristem apikal
3) Diferensiasi awal : penyangga daun
yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih sederhana. Berdasarkan
teori meristem yang dikembangkan oleh Haberlandt, jaringan yang menyusun
peyangga daun terdiri dari protoderma, meristem dasar dan prokambium.
Dalam perkembangan selanjutnya, masing masing akan berkembang dan menghasilkan
epidermis dan derivatnya, mesofil dan berkas pengangkut daun (gambar 1.1c)
4) Pembentukan sumbu daun : sebagai
hasil pertumbuhan yang cepat maka penyangga daun akan berbentuk seperti kerucut
dengan sisi adaksialnya memipih. Ujung kerucut berperan sebagai meristem
apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya penyangga daun akan makin bertambah
panjang dan secara berangsur angsur mendekati pengkal semakin memipih. Dengan
demikian primordium daun sudah dapat dibedakan antara permukaan atas atau
adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal tersebut disebabkan oleh
aktifitas meristem adaksial.
5) Pembentukan helai daun : selama awal
pemanjangan dan penebalan sumbu daun, sel sel adaksial bagian tepi membelah lebih
cepat dibandingkan sel sel meristem dasar yang berada disebelah dalamnya.
Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap yang berkembang pada kedua
tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan sel sel tersebut. Pada daun yang
mempunyai tangkai, pertumbuhan marginal akan tertahan pada bagian pangkal sumbu
daun, yang selanjutnya akan berkembang menjadi tangkai daun. Pada penampang
melintangnya, kedua sisi helai daun yang sedang berkembang tampak bahwa
protoderma menyelubungi beberapa lapis jaringan dasar. Sel sel beru akan
ditambahkan pada lapisan lain bersal dari dua deret inisial marginal dan
inisial submarginal.
6) Histogenesis : setelah helai daun
terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan jaringan penyusun daun.
Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat ialah
meristem apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem submarginal,
meristem lempeng dan meristem lateral. Meristem marginal berdiferensiasi
menghasilkan epidermis atas dan epidermis bawah serta derivatnya, sedangkan
meristem submarginal akan berdeferensiasi menghasilkan mesofil dan jaringan
pengangkut.
http://www.scribd.com/doc/34273151/Daun-Hand-Out
Gambar 1.1:
(a) Dua tonjolan kecil atau penyangga daun terdapat
pada sisi yang berlawanan
(b) Dua primordium muncul dari dua penyangga daun
(c) Dua primordium daun yang telah berkembang lebih
lanjut tampak adanya untaian prokambium yang merupakan kelanjutan dari berkas
pengangkut pada batang.
Morfogenesis daun
Proses perkembangan daun sejak inisiasi sampai
terbentuknya daun yang lengkap tidak pernah terlepas oleh factor lingkungan
tempat tumbuhan tersebut hidup. Denagna demikain struktur daun dewasa pada
umumnya merupakan suatu ekspresi gen yang telah dipenagruhi oleh factor
lingkungan. Pada umumnya factor lingkungan yang dominan dan menentukan adalah
cahaya, air dan oksigen. Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung akan
mempunyai struktur yang berbeda denagn daun yang tumbuh di lingkungan cahaya
melimpah. Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung sehari hari akan
mengalami kekuranngan cahaya. Helai daun cenderung tipis dan lebar, warna daun
pucat, sedangkan daun yang tumbuh pada lingkungan cahaya melimpah helai daun
cenderung lebih sempit, lebih tebal dan warnanya lebih gelap. Daun yang tumbuh
di dalam air cenderung mempunyai ruang antar sel yang lebih besar daripada yang
tumbuh di udara, demikian pula epidermisnya cenderung lebih tipis dan tanpa
kutikula.
Pengguguran daun (Absisi)
Pemisahan aktif daun dari cabang tanpa meninggalkan
luka disebut absisi daun. Absisi merupakan perkembangan adptasi yang bermanfaat
guna melepaskan daun daun tua dan merupakan cara pemangkasan diri. Absisi daun
biasanya disiapkan di dekat dasar tangkai daun, di daerah inilah terjadi
perubahan sitologi dan biokimiawi dalm sel daerah pemisah yang akhirnya
memisahkan daun dari cabang. Zat pengatur absisi ini adalah senyawa auksin dan
etilen. Senyawa auksin menghambat absisi dan senyawa etilan merupakan senyawa
yang memacu peristiwa absisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar