Senin, 30 April 2012

PERKEMBANGAN DAUN



Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan dan Perkembangan senantiasa berjalan sejajar dan berdampingan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses
bertambahnya ukuran seperti panjang, lebar, volume dan massa,Bersifat kuantitatif,Irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi akibat kegiatan sel-sel pada jaringan meristem yang selalu membelah.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses menuju kedewasaan (menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur dan lebih kompleks), Bersifat kualitatif, Reversibel (dapat kembali ke keadaan semula) dan Tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.

Daun berasal dari primordium daun yang terdapat pada meristem puncak yang terdapat pada ujung batang. Perkembangan primordium daun sampai menjadi daun melalaui beberapa tahap yaitu:
1)  Inisiasi : Kegiatan pembelahan sel  yang paling awal terjadi pada meristem apikal berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Schmith, yang dikenal dengan teori Tunica-corpusnya, maka pada meristem apikal terdapat dua lapisan meristem yaitu lapisan Tunika yang terdiri beberapa lapis sel dan terletak pada bagian tepi dari meristem apikal. Sedangkan beberapa jenis sel yang berada  di sebelah dalamnya disebut dengan corpus. Pembelahan pertama terjadi pada daerah tunika dan beberapa lapis daerah korpus. Pada daerah tersebut sel selnya memebelah secara periklinal,sehingga akan menghasilkan massa sel yang menonjol kearah luar. Dengan demikian terbentuklah penyangga daun seperti yang  tampak pada (gambar  1.1a)
2)  Pembentukan penyangga daun :  sebagai akibat adanya pembelahan secara periklinal pada daerah tunika dan korpus dan dilanjutkan dengan pembentangan sel, maka terbentuklah tonjolan kearah luar yang selanjutnya disebut sebagai penyangga daun. Penyangga daun ini akan tumbuh dan memanjang membentuk sumbu daun. Pemanjanagn penyangga daun sebagai akibat adanya kegiatan meristem yang terdapat pada puncak penyangga daun itu sendiri (gambar 1.1b). dengan demikian meristem yang terlibat dalam perkembangan daun adalah meristem apikal
3)  Diferensiasi awal : penyangga daun yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih sederhana. Berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Haberlandt, jaringan yang menyusun peyangga daun terdiri  dari protoderma, meristem dasar dan prokambium. Dalam perkembangan selanjutnya, masing masing akan berkembang dan menghasilkan epidermis dan derivatnya, mesofil dan berkas pengangkut daun (gambar 1.1c)
4)  Pembentukan sumbu daun : sebagai hasil pertumbuhan yang cepat maka penyangga daun akan berbentuk seperti kerucut dengan sisi adaksialnya memipih. Ujung kerucut berperan sebagai  meristem apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya penyangga daun akan makin bertambah panjang dan secara berangsur angsur mendekati pengkal semakin memipih. Dengan demikian primordium daun sudah dapat dibedakan antara permukaan atas atau adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal tersebut disebabkan oleh aktifitas meristem adaksial.
5)  Pembentukan helai daun : selama awal pemanjangan dan penebalan sumbu daun, sel sel adaksial bagian tepi membelah lebih cepat dibandingkan sel sel meristem dasar yang berada disebelah dalamnya. Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap yang berkembang pada kedua tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan sel sel tersebut. Pada daun yang mempunyai tangkai, pertumbuhan marginal akan tertahan pada bagian pangkal sumbu daun, yang selanjutnya akan berkembang menjadi tangkai daun. Pada penampang melintangnya, kedua sisi helai daun yang sedang  berkembang tampak bahwa protoderma menyelubungi beberapa lapis jaringan dasar. Sel sel beru akan ditambahkan pada lapisan lain bersal dari dua deret inisial marginal dan inisial submarginal.
6)  Histogenesis : setelah helai daun terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan jaringan penyusun daun.
Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat ialah meristem apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem submarginal, meristem lempeng dan meristem lateral. Meristem marginal berdiferensiasi menghasilkan epidermis atas dan epidermis bawah serta derivatnya, sedangkan meristem submarginal akan berdeferensiasi menghasilkan mesofil dan jaringan pengangkut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHSlfWYoSl2U551QqrX_10lxL4klaEH_9Ai2_YwloAzmSMf55SfcCC0TkZ4BRK75OLXxUDI4jidyDKbA0Z88ep3eoZ8SFmkpf-rswW6iV3o1VW9JDGBr6lhY5eVQXQFAYsACNqfxsbHR1g/s320/000.png

http://www.scribd.com/doc/34273151/Daun-Hand-Out
Gambar 1.1:
(a) Dua tonjolan kecil atau penyangga daun terdapat pada sisi yang berlawanan
(b) Dua primordium muncul dari dua penyangga daun
(c) Dua primordium daun yang telah berkembang lebih lanjut tampak adanya untaian prokambium yang merupakan kelanjutan dari berkas pengangkut pada batang.


Morfogenesis daun
Proses perkembangan daun sejak inisiasi sampai terbentuknya daun yang lengkap tidak pernah terlepas oleh factor lingkungan tempat tumbuhan tersebut hidup. Denagna demikain struktur daun dewasa pada umumnya merupakan suatu ekspresi gen yang telah dipenagruhi oleh factor lingkungan. Pada umumnya factor lingkungan yang dominan dan menentukan adalah cahaya, air dan oksigen. Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung akan mempunyai struktur yang berbeda denagn daun yang tumbuh di lingkungan cahaya melimpah. Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung sehari hari akan mengalami kekuranngan cahaya. Helai daun cenderung tipis dan lebar, warna daun pucat, sedangkan daun yang tumbuh pada lingkungan cahaya melimpah helai daun cenderung lebih sempit, lebih tebal dan warnanya lebih gelap. Daun yang tumbuh di dalam air cenderung mempunyai ruang antar sel yang lebih besar daripada yang tumbuh di udara, demikian pula epidermisnya cenderung lebih tipis dan tanpa kutikula.
Pengguguran daun (Absisi)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIgmhxL3PKDNEW9gHUBuQYwHQRpuYhJK5PBtTL-m7ypxK25udJQ_FrdBGGwHjFgpC6sBB2J9k4NQJcQePGPR19GHv7wbvFNGUTBSvI2dP6F20GkV5OaUeHM-mpmzulkCgdnPOFX-nuKupI/s320/000_002.jpg

Pemisahan aktif daun dari cabang tanpa meninggalkan luka disebut absisi daun. Absisi merupakan perkembangan adptasi yang bermanfaat guna melepaskan daun daun tua dan merupakan cara pemangkasan diri. Absisi daun biasanya disiapkan di dekat dasar tangkai daun, di daerah inilah terjadi perubahan sitologi dan biokimiawi dalm sel daerah pemisah yang akhirnya memisahkan daun dari cabang. Zat pengatur absisi ini adalah senyawa auksin dan etilen. Senyawa auksin menghambat absisi dan senyawa etilan merupakan senyawa yang memacu peristiwa absisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar