Senin, 30 April 2012

Jaringan Pada Tumbuhan

Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Kali ini kita pelajari jaringan tumbuhan terlebih dahulu. Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan antara lain: Jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan klorenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan xylem,dan jaringan floem.

a. Jaringan Meristem
Meristem adalah jaringan pada tumbuhan berwujud sekumpulan sel-sel punca yang aktif melakukan pembelahan sel. Jaringan ini mudah ditemukan pada bagian titik-titik tumbuh batang maupun akar. Meristem di bagian ini disebut sebagai meristem primer, karena mengawali pertumbuhan biomassa. Meristem juga ditemukan pada bagian batang dan akar, membentuk kambium. Terdapat dua jenis kambium pada batang yaitu kambium vaskular dan kambium gabus (felogen). Keduanya bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder (ke samping) yang dialami tumbuhan dan disebut meristem sekunder.

Jaringan meristematik dapat diinduksi (dirangsang) pembentukannya, baik dengan melukai suatu bagian tubuh tumbuhan maupun dalam kultur buatan (dengan kultur jaringan). Jaringan meristematik yang terbentuk karena induksi ini dinamakan kalus.

Meristem pucuk dan kambium biasanya adalah bagian yang paling mudah diinduksi untuk memperbanyak diri pada kultur jaringan.Ada beberapa macam jaringan meristem, antara lain :

- Titik tumbuh, terdapat pada ujung batang, meristem ini menyebabkan tumbuh memanjang atau disebut juga tumbuh primer. Terdapat dua teori yang menjelaskan pertumbuhan ini. Yang pertama adalah teori histogen dari Hanstein yang menyatakan titik tumbuh terdiri dari dermatogens yang menjadi epidermis, periblem yang menjadi korteks, dan plerom yang akan menjadi silinder pusat. Teori kedua adalah teori Tunica-Corpus dari Schmidt yang menyatakan bahwa titik tumbuh terdiri atas Tunica yang fungsinya memperluas titik tumbuh, serta Corpus yang berdifferensiasi menjadi jaringan-jaringan.
- Perisikel (perikambium) merupakan tempat tumbuhnya cabang-cabang akar. Letaknya antara korteks dan silinder pusat.
- Kambium fasikuler (kambium primer). Kambium ini terdapat di antara Xilem dan floem pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Khusus pada tumbuhan monokotil, kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan Agave dan Pleomele. Kambium fasikuler kea rah dalam membentuk Xilem dank e arah luar membentuk floem, sementara ke samping membentuk jaringan meristematis yang berfungsi memperluas kambium. Pertumbuhan oleh kambium ini disebut pertumbuhan sekunder
- Kambium sekunder (kambium gabus/ kambium felogen), kambium ini terdapat padapermukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan sekunder. Kambium gabus kea rah luar membentu sel gabus pengganti epidermis dank e arah dalam membentuk sel feloderm hidup. Kambium inilah yang menyebabkan terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan.
- Parenkim yang meristematis terdapat pada beberapa batang pohon palm raja.

b. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim adalah jaringan yang selnya berdinding selulosa tipis yang berfungsi sebagai pengisi bagian tubuh tumbuhan. Ciri-ciri khas jaringan ini adalah sel-selnya berukuran besar, berdinding tipis dan susunannya renggang sehingga banyak ruang antar sel dan vakuolanya besar. Jaringan ini terletak Pada korteks dan empulur batang dan akar, pada buah, serta di antara Xilem dan floem. Adapun fungsi jaringan parenkim antara lain :
- Sebagai pengisi tubuh
- Tempat menyimpan cadangan makanan
- Parenkim yang berklorofil berfungsi sebagai tempat fotosintesis
Jaringan ini dibagi dua, yang pertama adalah parenkim yang berada di daun, disebut mesofil. Mesofil yang berbentuk panjang disebut palisade, sedangkan yang berbentuk bulat disebut jaringan spons. Jenis jaringan parenkim yang kedua adalah jaringan parenkim berklorofil yang letaknya tidak di daun, disebut klorenkim.

c. jaringan epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan yang terdapat pada tubuh sebelah luar. Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel hidup berbentuk pipih selapis yang berderet rapat tanpa ruang antar sel. Jaringan epidermis umumnya tidak berklorofil, kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan Pterydophyta serta sekitar stomata. Fungsi jaringan epidermis antara lain :
- Pelindung, tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda.
- Peresap air dan mineral pada akar yang muda. Oleh karena itu akar-akar yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-tonjolan yang disebut bulu akar.
- Untuk penguapan air yang berlebiha. Bisa melalui evaporasi atau gutasi
- Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang permukaannya bergabus
Epidermis memiliki beberapa struktur khas sebagai berikut :
- Stomata (mulut daun), yaitu lubang pada lapisan epidermis daun. Sekitar stomata terdapat sel yang berklorofil disebut sel penutup. Stomata berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu berfotosintesis. Selai itu stomata juga berfungsi untuk penguapan air
- Trichoma, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan luar dari epidermis daun dan batang. Berfungsi untuk menahan penguapan air.
- Bulu-bulu akar, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan akar yang dapat diresapi oleh larutan garam-garam tanah.

d. Jaringan Kolenkim
jaringan kolenkim adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel hidup yang memiliki selulosa tebal, penebalan yang utama terjadi pada sudut-sudutnya. Jaringan ini biasanya berkelompok membentu untaian atau silinder. Jaringan ini terletak pada bagian terluar batang dan urat daun. Fungsinya sebagai penyokong dan memperkuat organ.

e. Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di antara xylem dan floem. Jaringan sklerenkim pada bagian keras biji dan buah berupa sklereida
Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami, dan slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai alat penyokong dan pelindung.

f. Jaringan Xilem

Jaringan Xilem terdapat pada bagian kayu tanaman . fungsinya menyalurkan air dari akar menuju bagian atas tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut,
- Unsur trakeal terdiri dari trakea yang sel-selnya berbentuk tabung dan trakeid yang sel-selnya lancip panjang, dinding selnya berlubang-lubang
- Serabut Xilem yang terdiri dari sel-sel panjang dan ujungnya meruncing
- Parenkim kayu yang berisi berbagai zat seperti cadangan makanan, tannin dan Kristal

g. Jaringan Floem

Jaringan Floem terdapat bagian kulit kayu berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Floem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut,
- Buluh tapis berbentuk tabung dengan bagian ujung berlubang-lubang
- Sel pengiring berbentuk silinder-silinder dan lebih besar daripada sel-sel tapis serta plasmanya pekat
- Serabut floem, bentuknya panjang dengan ujung-ujung berhimpit dan dindingnya tebal
- Parenkim floem, selnya hidup memiliki diding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah halaman. Parenkim floem berisi tepung, dammar, atau Kristal.

Pertanyaan Sederhana Mengenai Tumbuhan

Kehidupan adalah salah satu daur alur yang harus di lalui oleh setiap makhuk hidup. tanpa kita sadari semua di sekitar kita terdapat perubahan yang atau dapat membantu dan memberikan hambatan bagi makhluk itu sendiri. kita hidup di bumi ini tidak sendiri namun dengan makhluk yang berbeda pula, baik itu tumbuhan atau hewan dengan di bantu dengan adanya alam yang dapat menyokong semua kehidupan kita, hilang satu jenis saja makhluk yang berada di bumi ini maka ekosistem tidak akan berjalan, sehingga disini terlihat adanya saling ketergantungan terhadap kehidupan, seperti tumbuhan yang menghasilkan oksigen, hewan menghasilkan kotoran untuk tumbuhan dan di manfaatkan oleh manusia. Hal kecil ini memperlihatkan adanya ketergantungan satu sama lain.
Sebenarnya banyak pertanyaan yang spele tanpa kita sadari memerlukan jawaban yang sangat detail namun banyak orang tidak menghiraukan pertanyaan tersebut, seperti “bagaimana tumbuhan bisa tumbuh?”, ” mengapa daun kebanyakan berwarna hijau?”, “kenapa daun bisa berguguran?”. pertanyaan-pertanyaan ini merupak pertanyaan yang spele namun memerlukan jawaban yang detail. Oleh karena itu mari kita ulas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

“Bagaimana tumbuhan bisa tumbuh?”
Penjelasan pertumbuhan ini dapat disingkat oleh bapak Ganggeng Kanyoet dalam artikelnya yaitu Teori Pertumbuhan Tanaman – bagian 3 di http://indoadenium.wordpress.com/2008/10/16/teori-pertumbuhan-tanaman-bagian-3/
Perkembangan dan morfogenesis tanaman merupakan akibat dari proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel. Dus sesuai dengan tujuannya, maka ‘teknik dwarf’ disamping menghambat meristem pucuk juga harus memusatken pada penggalakan meristem lateral untuk menghasilken sel-sel baru yang akan memperluas lebar atau diameter organ. Ingat: pada dasarnya kambium vasculer adalah meristem lateral yang terdiferensiasi dan membentuk xylem dan floem sekunder.
Respon differensiasi seperti dalam hal penebalan dinding sel dapat terjadi bila syaratnya terpenuhi, yitu : harus ada hasil asimilasi yang berlebih dan enzym perantara yang mengawalinya. Mengingat pula bahwa kambium seperti halnya meristem lateral lainnya yang umumnya bersifat difus, maka memerlukan sumber hormon eksternal (di luar insitu) untuk pertumbuhannya’.
Hormonnya apa ? Saya tidak berani asal tunjuk merek yang ada di pasar. Di pasar ada banyak merek ‘retardant’ atau hormon non retardant yang aplikasinya dapat ‘di-retardant-kan’, masing2 punyak bahan aktif beda. Diantara retardant tersebut ada yang betype penghambat pembelahan sel (1), penghambat pemanjangan sel (2), dan penghambat perluasan internode.

Mengapa daun kebanyakan berwarna hijau?
dalam hal ini saya menemukan diskusi tentang pertanyaan ini, dapat disimak sebagai berikut.
Daun berwarna hijau karena adanya dominasi pigmen warna hijau, yang disebut klorofil a dan klorofil b, yang ada di dalam serat-serat tanaman yang berfungsi untuk melakukan penyerapan sinar matahari guna berjalannya proses fotosintesis (suatu proses sintesa sari makanan dengan bantuan cahaya matahari). Pigmen-pigmen hijau tersebut berada dan dibuat di dalam suatu bagian sel, plastida, yang disebut kloroplas. Pigmen hijau itu menutupi pigmen-pigmen warna lainnya seperti merah-orannye (beta-carotene) dan juga kuning (xanthophylls).“Tapi warna daun kan tidak semuanya sama. Nah kalo’ itu kenapa?”
Nah juga, kalau yang ini ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: perbedaan dalam hal susunan dan kandungan biokimia, ada tidaknya susunan bulu-bulu/rambut pada permukaan daun, perbedaan habitat tanaman, umur daun, dll. Bahkan ternyata, disain daun pun dapat berpengaruh terhadap tampilan warna hijau dari daun tersebut.
Tetapi yang jelas, prosentase klorofil per area permukaan daun memegang peranan penting dalam menentukan hijaunya daun.
Cuma itu? Tidak juga banyak faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap tampilan dari hijaunya warna daun. Misalnya adanya penyakit tertentu pada daun atau tanaman, kekurangan atau kelebihan unsur-unsur hara tertentu, juga mempengaruhi warna hijau dari daun
sumber : http://kambinglaut.wordpress.com/2007/05/16/daun-mengapa-hijau/

“Kenapa daun bisa berguguran?”
Daun berguguran di sebut dengan absisi. Absisi adalah suatu proses secara alami terjadinya pemisahan bagian atauorgan tanaman, seperti: daun, bunga, buah atau batang. Menurut Addicot (1964)maka dalam proses absisi ini faktor alami seperti: panas, dingin, kekeringan akanberpengaruh terhadap absisi. Dalam hubungannya dengan hormon tumbuh, manamungkin hormon ini akan mendukung atau menghambat proses tersebut.
Peranan Hormon dalam Absisi Daun
Mengenai hubungan antara absisi dengan zat tumbuh auksin, Addicot Etall (1955) mengemukakan bahwa absisi akan terjadi apabila jumlah auksin yang ada di daerah proksimal sama atau lebih dari jumlah auksin yang terdapat didaerah distal. Tetapi apabila junlah auksin berada di daerah distal lebih besar daridaerah proksimal maka tidak akan terjadi absisi. Dengan kata lain proses absisi iniakan terlambat. Teori lain (Biggs dan Leopld 1957, 1958) menerangkan bahwa pengaruh auksin terhadap absisi ditentukan oleh konsentrasi auksin itu sendiri.Konsentrasi auksin yang tinggi akan menghambat terjadinya absisi, sedangkanauksin dengan konsentrasi rendah akan mempercepat terjadinya absisi. Teoriterakhir ditentukan oleh Robinstein dan Leopold (1964) yang menerangkan bahwarespon absisi pada daun terhadap auksin dapat dibagi ke dalam dua fase jika perlakuan auksin diberikan setelah auksin terlepas. Fase pertama, auksin akan menghambat absisi dan fase kedua auksin dengan konsentrasi yang sama akan mendukung terjadinya absisi.

Sumber: http://cathyrepv.blogspot.com/2011/06/absisi-daun.html

Inilah sebagian pertanyaan-pertanyaan kecil namun memerlukan jawban yang sangat luas, namun di artikel inisaya haya memperlihatkan secara luasnya saja, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang sederhana namun membutuhkan jawaban yang sangat luas. Hal ini pula mengingatkan bahwa kita harus bersyukur akan kehidupan ini, karena kita hidup ini pasti ada tujuannya, kita melangkah dan bergerak pun pasti terdapat tujuan.

Histologi Daun


DAUN
anatomi-daun
anatomi-daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.

Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.

2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.

3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.


Keterangan gambar anatomi daun, yaitu :
  • Epidermis terbagi atas epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis berfungsi melindungi jaringan di bawahnya.
  • Jaringan palisade atau jaringan tiang adalah jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis
  • Jaringan spons atau jaringan bunga karang yang berongga. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
  • Berkas pembuluh angkut yang terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis). Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
  • Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis. Kemudian stoma akan mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.


PERKEMBANGAN DAUN



Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan dan Perkembangan senantiasa berjalan sejajar dan berdampingan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses
bertambahnya ukuran seperti panjang, lebar, volume dan massa,Bersifat kuantitatif,Irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi akibat kegiatan sel-sel pada jaringan meristem yang selalu membelah.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses menuju kedewasaan (menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur dan lebih kompleks), Bersifat kualitatif, Reversibel (dapat kembali ke keadaan semula) dan Tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.

Daun berasal dari primordium daun yang terdapat pada meristem puncak yang terdapat pada ujung batang. Perkembangan primordium daun sampai menjadi daun melalaui beberapa tahap yaitu:
1)  Inisiasi : Kegiatan pembelahan sel  yang paling awal terjadi pada meristem apikal berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Schmith, yang dikenal dengan teori Tunica-corpusnya, maka pada meristem apikal terdapat dua lapisan meristem yaitu lapisan Tunika yang terdiri beberapa lapis sel dan terletak pada bagian tepi dari meristem apikal. Sedangkan beberapa jenis sel yang berada  di sebelah dalamnya disebut dengan corpus. Pembelahan pertama terjadi pada daerah tunika dan beberapa lapis daerah korpus. Pada daerah tersebut sel selnya memebelah secara periklinal,sehingga akan menghasilkan massa sel yang menonjol kearah luar. Dengan demikian terbentuklah penyangga daun seperti yang  tampak pada (gambar  1.1a)
2)  Pembentukan penyangga daun :  sebagai akibat adanya pembelahan secara periklinal pada daerah tunika dan korpus dan dilanjutkan dengan pembentangan sel, maka terbentuklah tonjolan kearah luar yang selanjutnya disebut sebagai penyangga daun. Penyangga daun ini akan tumbuh dan memanjang membentuk sumbu daun. Pemanjanagn penyangga daun sebagai akibat adanya kegiatan meristem yang terdapat pada puncak penyangga daun itu sendiri (gambar 1.1b). dengan demikian meristem yang terlibat dalam perkembangan daun adalah meristem apikal
3)  Diferensiasi awal : penyangga daun yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih sederhana. Berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Haberlandt, jaringan yang menyusun peyangga daun terdiri  dari protoderma, meristem dasar dan prokambium. Dalam perkembangan selanjutnya, masing masing akan berkembang dan menghasilkan epidermis dan derivatnya, mesofil dan berkas pengangkut daun (gambar 1.1c)
4)  Pembentukan sumbu daun : sebagai hasil pertumbuhan yang cepat maka penyangga daun akan berbentuk seperti kerucut dengan sisi adaksialnya memipih. Ujung kerucut berperan sebagai  meristem apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya penyangga daun akan makin bertambah panjang dan secara berangsur angsur mendekati pengkal semakin memipih. Dengan demikian primordium daun sudah dapat dibedakan antara permukaan atas atau adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal tersebut disebabkan oleh aktifitas meristem adaksial.
5)  Pembentukan helai daun : selama awal pemanjangan dan penebalan sumbu daun, sel sel adaksial bagian tepi membelah lebih cepat dibandingkan sel sel meristem dasar yang berada disebelah dalamnya. Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap yang berkembang pada kedua tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan sel sel tersebut. Pada daun yang mempunyai tangkai, pertumbuhan marginal akan tertahan pada bagian pangkal sumbu daun, yang selanjutnya akan berkembang menjadi tangkai daun. Pada penampang melintangnya, kedua sisi helai daun yang sedang  berkembang tampak bahwa protoderma menyelubungi beberapa lapis jaringan dasar. Sel sel beru akan ditambahkan pada lapisan lain bersal dari dua deret inisial marginal dan inisial submarginal.
6)  Histogenesis : setelah helai daun terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan jaringan penyusun daun.
Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat ialah meristem apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem submarginal, meristem lempeng dan meristem lateral. Meristem marginal berdiferensiasi menghasilkan epidermis atas dan epidermis bawah serta derivatnya, sedangkan meristem submarginal akan berdeferensiasi menghasilkan mesofil dan jaringan pengangkut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHSlfWYoSl2U551QqrX_10lxL4klaEH_9Ai2_YwloAzmSMf55SfcCC0TkZ4BRK75OLXxUDI4jidyDKbA0Z88ep3eoZ8SFmkpf-rswW6iV3o1VW9JDGBr6lhY5eVQXQFAYsACNqfxsbHR1g/s320/000.png

http://www.scribd.com/doc/34273151/Daun-Hand-Out
Gambar 1.1:
(a) Dua tonjolan kecil atau penyangga daun terdapat pada sisi yang berlawanan
(b) Dua primordium muncul dari dua penyangga daun
(c) Dua primordium daun yang telah berkembang lebih lanjut tampak adanya untaian prokambium yang merupakan kelanjutan dari berkas pengangkut pada batang.


Morfogenesis daun
Proses perkembangan daun sejak inisiasi sampai terbentuknya daun yang lengkap tidak pernah terlepas oleh factor lingkungan tempat tumbuhan tersebut hidup. Denagna demikain struktur daun dewasa pada umumnya merupakan suatu ekspresi gen yang telah dipenagruhi oleh factor lingkungan. Pada umumnya factor lingkungan yang dominan dan menentukan adalah cahaya, air dan oksigen. Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung akan mempunyai struktur yang berbeda denagn daun yang tumbuh di lingkungan cahaya melimpah. Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung sehari hari akan mengalami kekuranngan cahaya. Helai daun cenderung tipis dan lebar, warna daun pucat, sedangkan daun yang tumbuh pada lingkungan cahaya melimpah helai daun cenderung lebih sempit, lebih tebal dan warnanya lebih gelap. Daun yang tumbuh di dalam air cenderung mempunyai ruang antar sel yang lebih besar daripada yang tumbuh di udara, demikian pula epidermisnya cenderung lebih tipis dan tanpa kutikula.
Pengguguran daun (Absisi)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIgmhxL3PKDNEW9gHUBuQYwHQRpuYhJK5PBtTL-m7ypxK25udJQ_FrdBGGwHjFgpC6sBB2J9k4NQJcQePGPR19GHv7wbvFNGUTBSvI2dP6F20GkV5OaUeHM-mpmzulkCgdnPOFX-nuKupI/s320/000_002.jpg

Pemisahan aktif daun dari cabang tanpa meninggalkan luka disebut absisi daun. Absisi merupakan perkembangan adptasi yang bermanfaat guna melepaskan daun daun tua dan merupakan cara pemangkasan diri. Absisi daun biasanya disiapkan di dekat dasar tangkai daun, di daerah inilah terjadi perubahan sitologi dan biokimiawi dalm sel daerah pemisah yang akhirnya memisahkan daun dari cabang. Zat pengatur absisi ini adalah senyawa auksin dan etilen. Senyawa auksin menghambat absisi dan senyawa etilan merupakan senyawa yang memacu peristiwa absisi.

Minggu, 15 April 2012

Klasifikasi Tumbuhan


1.       Klasifikasi tanaman jarak
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Euphorbiales
                             Famili: Euphorbiaceae
                                 Genus: Ricinus
                                     Spesies: Ricinus communis
2.       Klasifikasi papaya
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Dilleniidae
                         Ordo: Violales
                             Famili: Caricaceae
                                 Genus: Carica
                                     Spesies: Carica papaya
3.       Klasifikasi bawang merah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Liliidae
                         Ordo: Liliales
                             Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
                                 Genus: Allium
                                     Spesies: Allium cepa
4.       Hibiscus similis
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Dilleniidae
                         Ordo: Malvales
                             Famili: Malvaceae (suku kapas-kapasan)
                                 Genus: Hibiscus
                                     Spesies: Hibiscus similis
5.       Klasifikasi pinus
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Coniferophyta
                 Kelas: Pinopsida
                     Ordo: Pinales
                         Famili: Pinaceae
                             Genus: Pinus
                                 Spesies: Pinus merkusii
6.       Klasifikasi mangga
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Sapindales
                             Famili: Anacardiaceae
                                 Genus: Mangifera
                                     Spesies: Mangifera indica L.