Buta warna (color blindness)
adalah penyakit keturunan yang disebabkan oleh gen resesif c (asal dari
perkataan inggris “colr blin”) (Suryo, 2005). Buta warna merupakan kelainan
genetik/bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Kelainan ini
sering juga disebut sex linked (pautan sex), karena kelainan ini dibawa oleh
kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang
membedakan antara penderita buta warna laki-laki dan wanita, seorang wanita terdapat
istilah ‘pembawa sifat’ (carier). Hal ini menunjukkan ada satu kromosom X yang
membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak
mengalami kelainan buta warna sebagaimana wanita normal umumnya. Namun, bila
kedua kromosom X mengandung buta warna, maka wanita ttersebut menderita buta
warna (Wikipedia, 2008). Tidak heran jika pada kasus dalam skenario tersebut
terjadi buta warna pada seorang anaknya dimana saudara-saudara dan kedua orang
tuanya tidak mengalami hal yang sama. Hal tersebut diperjelas dengan kakek
dari anak tersebut juga mengalami buta warna. Hal ini menunjukkan bahwa memang
ada keturunan atau pembawa sifat buta warna dalam keluarga tersebut.
Buta warna merupakan suatu
kelainann yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap
suatu spectrum warna akibat faktor genetis (Wikipedia, 2008). Buta warna
sendiri dapat dikllasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu trikromasi, dikromasi,
dan monokromasi. Buta warna jenis trikromasi adalah perubahan sensifitas warna
dari satu jenis atau lebih sel kerucut.Jenis buta inilah yang paling sering
dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya. Ada tiga macam trikomasi, yaitu
protanomali, yang merupakan kelemahan warna merah, deuteromali, yaitu kelemahan
warna hijau, dan tritanomali, yaitu kelemahan warna biru. Dikromasi merupakan
tidak adanya satu dari tiga jenis sel kerucut (Wikipedia, 2008). Dikromasi juga
tiga jenis, terdiri dari protanopia, yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah
sehingga kecerahan warna merah perpaduannya berkurang, deuteranopia, yaitu
tidak adanya sel kerucut yang peka terhadap hijau (Guyton dan Hall, 2007), dan
tritanopia untuk warna biru. Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya
atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih
dan hitam pada jenis typical dan sedikit warna pada jenis atypical (Wikipedia,
2008). Jenis ini sering disebut dengna buta warna total.
DNA yang terdapat didalam
kromosom menghantarkan kode genetik yang mempunyai arti sendiri untuk setiap
asam amino. DNA selalu melakukan regulasi yang terdiri dari replikasi,
transkripsi, dan translasi. Namun, dalam prosesnya, terkadang tidak berjalan
lancar, yang berakibat terjadinya kesalahan pada kromosom. Kesalahan kromosom
pada buta warna bisa disebabkan oleh mutasi. Untuk memperbaiki kesalahan yang
terjadi pada DNA yang mempengaruhi kelainan pada kromosom, DNA akan mengadakan
perbaikan yang disebut dengnan DNA repair system. Namun, jika perbaikan
tersebut gagl bisa berakibat pada mutasi.
Buta warna dapat di tes dengan
tes ishihara, dimana lingkaran-lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya
dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat
dilihat oleh penderita buta warna (Wikipedia, 2008). Tes buta warna (ishihara tes)
adalah suatu tes untuk menentukan buta warna pada pasien yang menggunakan
gambar-gambar berbentuk lingkaran-lingkaran berwarna dimana kombinasi warna
pada lingkaran tersebut dapat membentuk suatu angka / huruf.
Sebenarnya buta warna tidak hanya
disebabkan oleh faktor endogen saja, seperti hereditas, namun juga bisa
dipengaruhi oleh faktor eksogen, seperti terkena sinar radiasi. Buta warna
memang tidak ada obatnya, namun hal ini bisa dicegah dengan euteniks (perbaikan
sosial melalui pengubahan lingkungan) dan eugenetika (perbaikan sosial melalui
penggunaan prinsip-prinsip hereditas) (Anonim, 2008). Meskipun belum ada
obatnya, di Amerika telah dilakukan suatu penelitian dan menghasilkan teknologi
yang canggih untuk membantu penderita buta warna, yaitu dengna memasang sebuah
chip yang disebut complementary metal oxide semiconductore (CMOS) dan
teknik bipolar CMOS. Chip ini dipasang pada retina untuk menggantikan fungsi
sel kerucut tersebut dalam menangkap warna (Molecular Expressions, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar